Tugas Psikologi Manajemen
A. Psikologi Manajemen
1. Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan yang dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemn itu. Istilah manajemen mengacu pada proses mengkoodinasi dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar diselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain.
Proses menggambarkan fungsi-fungsi yang berjalan terus atau kegiatan kegiatan utama yang dilakukan oleh para manager. Fungsi-fungsi ini lazim disebut merancang, mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan.
Efisiensi merupakan bagian terpenting dalam manajemen. Efisiensi mengacu pada hubungan antara masukan dengan keluaran. Seandainya saja Anda mampu mendapatkan lebih banyak keluaran darisejumlah gtertentu masukan, anda telah meningkatkan efisiensi.
Tidak hanya efisiensi, efektifitas-pun sama pentingnya. Efektifitas seringkali dilukiskan sebagai, ”melakukan hal-hal yang tepat” –artinya. Kegiatan kerja tersebut mencapai sasarannya. Sementara efisien lebih memperhatikan ”sarana-sarana” melaksanakan segala sesuatunya, efektifitas itu berkaitan dengan ”hasil akhir” atau pencapaian sasaran-sasaran organisasi.
2. Jenis-jenis Manajemen
Jenis-jenis manajemen adalah sebagai berikut:
a. Manajemen Sumber Daya Manusia
Dalam hal ini pembahasan difokuskan pada unsur manusia pekerja. Manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni yang mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja, agar efektif dan efisien dalam membantu terwujudnya tujuan. Hal-hal pokok yang dipelajari dalam manajemen sumber daya manusia ini diantaranya perencanaan, pengorganisasian, kedisiplinan, pengembangan, dan sebagainya.
b. Manajemen Permodalan
Dalam manajemn permodalan, pembahasan sangat difokuskan pada “bagaimana menarik modal yang cost of money-nya relatif rendah dan bagaimana modal“.
c. Manajemen Akuntansi Biaya
Membahas masalah pemakaian material, agar efisien dan efektif. Jadi dalam hal ini bagaimana cara agar terciptanya barang yang berkualitas dengan harga yang relatif rendah.
d. Manajemen Produksi
Hal-hal pokok yang dibahas tentang pengertian produksi, tata ruang perusahaan, perawatan, dsb; meliputi: penentuan/penggunaan mesin-mesin, peralatan, dan cara-cara untuk memproduksi barang/jasa agar kualitasnya baik.
e. Manajemen Pemasaran
Dalam hal ini yang difokuskan adalah bagaimana agar orang-orang mau mengkonsumsi atau menggunakan barang/jasa yang diproduksi.
3. Kepemimpinan
Pemimpin adalah orang yang mampu mempengaruhi orang lain dan memiliki wewenang manajerial. Sedangkan kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi kelompok menuju tercapainya tujuan-tujuan. Kepemimpinan memusatkan perhatian pada mengidentifikasi ciri-ciri khusus yang barangkali dapat digunakan untuk membedakan pemimpin dengan yang bukan pemimpin. Berikut dua teori kepemmimpinan:
a. Teori Atribusi Tentang Kepemimpinan
Teori atribusi kepemimpinan mengatakan bahwa kepemimpinan itu sekedar sebuah keterangan yang dibuat orang mengenai individu-individu lain. Dengan menggunakan kerangka kerja ini, para peneliti telah menemukan bahwa orang cenderung mencirikan pemimpin sebagai yang memiliki karakteristik seperti kecerdasan, kepribadian yang mudah bergaul, rajin, terampil, dll.
b. Teori Kepemimpinan Karismatik
Teori ini merupakan perluasan teori atribusi. Teori ini mengatakan bahwa para pengikut menemukan penjelasan tentang kemampuan kepemimpinan heroik atau luar biasa manakala mereka mengamati perilaku tertentu. Studi-studi tentang kepemimpinan karismatik sebagian besar telah diarahkan pada penentuan perilaku yang membedakan pemimpin-pemimpin karismatik dengan pemimpin-pemimpin yang bukan karismatik.
4. Perencanaan dan Penetapan Manajemen
1. Pengertian Perencanaan
Merencana menyangkut merumuskan sasaran atau tujuan organisasi tersebut, menetapkan strategi menyeluruh untuk mencapai tujuan ini, dan menyusun hierarki lengkap rencana-rencana untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan.
2. Manfaat Perencanaan
Manfaat yang diperoleh dari sebuah perencanaan untuk sebuah organisasi adalah dimana semua anggota mengurangi ketidakjelasan serta menciptakan pemahaman umum tentang apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan dari organisasi tersebut.
5. Jenis Perencanaan dalam Organisasi
Jenis-jenis perencanaan adalah sebagai berikut:
a. Rencana Strategis
Rencana-rencana yang berlaku bagi seluruh organisasi, menentukan sasaran umum organisasi tersebut, berusaha menempatkan organisasi tersebut dalam lingkungannya.
b. Rencana Operasional
Rencana yang menetapkan tentang rincian cara mencapai keseluruhan tujuan organisasi.
c. Rencana Jangka Panjang
Rencana dengan kerangka waktu di atas tiga tahun.
d. Rencana Jangka Pendek
Rencana yang mencakup satu tahun atau kurang.
e. Rencana yang Mengarahkan (directional)
Rencana yang fleksibel yang menetapkan pedoman umum.
f. Rencana Khusus (Specific)
Rencana yang sudah dirumuskan dengan jelas dan tidak menyediakan ruang bagi interpretasi.
B. Psikologi Komunikasi
1. Dimensi Komunikasi
a. Komunikasi Sebagai Proses
Komunikasi dipandang sebagai proses yang dimaksudkan disini ialah suatu kegiatan yang berlagsung secara dinamis. Proses yang berarti unsur – unsur yang ada di dalamnya bergerak aktif, dinamis, dan tidak statis.
a. Komunikasi Sebagai Simbolik
Dalam semua konteks komunikasi dimana segala sesuatunya memerlukan dan menggunakan simbol. Simbol dapat di nyatakan dalam bentuk verbal maupun non verbal, dalam setiap daerah, lingkungan atau kumpulan tertentu simbol dapat berbeda – beda sesuai dengan tempat dimana digunakanya simbol tersebut. Karena setiap daerah memaknai simbol tersebut secara berbeda – beda. Meskipun hidup dalam satu bahasa yang sama (inggris), tetapi kita banyak yang berbeda dalam kerangka budaya (MacNamara 1966).
b. Komunikasi Sebagai Sistem
Sistem, didefinisikan sebagai suatu aktivitas dimana semua komponen atau unsur yang mendukung saling berinteraksi satu sama lain dalam menghasilkan saluran (Semprivivo 1982). Dengan kata lain sistem adalah seperangkat komponen – komponen serta unsur – unsur yang terhubung dan saling bergantung satu sama lainya serta tidak dapat terpisahkan. Jika salah satu komponen tidak dapat berfungsi secara baik maka sistem itu secara otomatis tidak dapat berjalan secara normal sebagaimana mestinya, ini berarti semua komponen selain harus berinteraksi juga harus dapat berfungsi secara optimal sebagaimana mestinya. Jika dikaitkan dengan proses komunikasi dapat dikatakan bahwa komunikasi adalah suatu sistem yang dimana tercermin dari unsur – unsur yang mendukungnya sebagai suatu kesatuan antara komunikator, pesan, media, komunikan, dan timbal baliknya (feedback). Jadi, sebuah proses komunikasi tidak akan berlangsung dengan baik jika salah satu unsur didalamnya tidak dapat berfungsing dengan baik pula. Bayangkan jika komunikator, pesan dan komunikan berfungsi secara baik tetapi dalam prosesnya pesan yang disampaikan melalu media (chennel) yang tidak efektif maka tidak akan tersampaikannya pesan secara baik.
c. Komunikasi Sebagai Aksi
Komunikasi selalu menggunakan simbol dalam berbagai macam konteksnya, selain itu tidak dapat dipungkiri dalam berbagai komunikasi tidak pernah terjadi tanpa aksi, apakah itu diucapkan , ditulis, maupun dilakukan dalam bentuk isyarat (non verbal), bahkan gerakan dalam bentuk diam pun merupakan aksi.
d. Komunikasi Sebagai Aktifitas Sosial.
Komunikasi menjadi jembatan dalam menghubungkan antara kepentingan diri manusia sebagai individu dengan masyarakat disekelilingnya. Karena sudah menjadi sifat yang mendasar pada manusia yakni selalu berusaha untuk berhubungan dengan sesamanya, upaya ini dilakukan untuk menghilangkan keterasingan mereka dan juga untuk mengetahui apa yang sedang terjadi diluar dirinya. Apakah itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, ataukan untuk kepentingan aktualisasi diri dalam membicarakan masalah – masalah politik, ekonomi, sosial, budaya, seni dan teknologi.
e. Komunikasi Sebagai Multidimensional
Terdapat dua tingkatan yang dapat diidentifikasikan dalam perspektif multidimensional ini yakni dimensi isi dan dimensi hubungan. Kedua dimensi tersebut tidak dapat saling terpisahkan dimana dimensi isi menunjukkan pada kata, bahasa, pesan serta informasi yang terkandung didalamnya. Sementara itu dimensi hubungan merujuk pada bagaimana cara komunikator dalam menyampaikan pesanya kepada komunikan atau bagaimana peserta komunikasi berinteraksi.
2. Komponen komunikasi
Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik. Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi adalah:
1) Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.
2) Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.
3) Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada atau suara.
4) Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain
5) Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya.
6) Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan dijalankan ("Protokol")
3. Proses Komunikasi
Proses komunikasi adalah setiap langkah mulai dari saat menciptakan informasi sampai dipahami oleh komunikan. Komunikasi adalah sebuah proses sebuah kegiatan yang berlangsung kontinu. Joseph De Vito (1996) mengemukakan komunikasi adalah transaksi. Hal tersebut dimaksudkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses, dimana komponen-komponen saling terkait. Bahwa para pelaku komunikasi beraksi dan bereaksi sebagai satu kesatuan dan keseluruhan.
Aplikasinya langkah-langkah dalam proses komukasi adalah sebagai berikut:
IDE ----> ENCODING ----> PENGIRIMAN ----> DECODING ----> BALIKAN
Berikut adalah penjelasan langkah-langkah dari proses komunikasi diatas:
Langkah pertama idea tau gagasan diciptakan oleh sumber atau komunikator. Langkah kedua ide yang diciptakan tersebut kemudian dialihbentukan menjadi lambang-lambang komunikasi yang mempunyai makna dan dapat dikirimkan. Langkah ketiga pesan yang telah di encoding tersebut selanjutnya dikirimkan melalui saluran atau media yang sesuai dengan karakteristik lambang-lambang komunikasi ditujukan kepada komunikan. Langkah keempat penerima menafsirkan isi pesan sesuai dengan persepsinya untuk mengartikan maksud pesan tersebut. Langkah kelima, apabila pesan tersebut telah berhasil di decoding, khalayak akan mengirim kembali pesan tersebut ke komunikator.
Harold D Laswell memperkenalkan formula komunikasi untuk terjadinya suatu proses komunikasi yaitu:
- Who, yakni berkenan dengan siapa yang mengatakan.
- Says What, yakni berkenaan dengan menyatakan apa.
- In Which Channel, yakni berkenaan dengan saluran apa.
- To Whom, yakni berkenaan dengan ditujukan kepada siapa.
- With What Effect yakni berkenaan dengan pengaruh apa.
4. Faktor yang mempengaruhi terjadinya komunikasi :
Komunikasi terjadi karena berbagai faktor, faktor tersebut diantaranya adalah :
a) Latar belakang budaya.
Interpretasi suatu pesan akan terbentuk dari pola pikir seseorang melalui kebiasaannya, sehingga semakin sama latar belakang budaya antara komunikator dengan komunikan maka komunikasi semakin efektif.
b) Ikatan kelompok atau group
Nilai-nilai yang dianut oleh suatu kelompok sangat mempengaruhi cara mengamati pesan.
c) Harapan
Harapan mempengaruhi penerimaan pesan sehingga dapat menerima pesan sesuai dengan yang diharapkan.
d) Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan akan semakin kompleks sudut pandang dalam menyikapi isi pesan yang disampaikan.
e) Situasi
Perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan atau situasi.
5. Dampak Komunikasi
a. Memberikan informasi, meningkatkan pengetahuan, menambah wawasan. Tujuan ini sering disebut tujuan yang kognitif.
b. Menumbuhkan perasaan tertentu, menyampaikan pikiran, ide atau pendapat. Tujuan ini sering disebut tujuan Afektif.
c. Mengubah sikap, perilaku dan perbuatan. Tujuan ini sering disebut tujuan konatif dan psikomotorik.
C. Organisasi
1. Definisi Organisasi
Organisasi dapat diartikan sebagai suatu alat atau wadah kerjasama untuk mencapai tujuan bersama dengan pola tertentu ,yang perwujudannya memiliki kekayaan baik fisik maupun non fisik.
Menurut Rosenzweig,organisasi dapat dipandang sebagai : (1) Sistem sosial,yaitu orang-orang dalam kelompok,(2) integrasi atau kesatuan dari aktivitas-aktivitas orang-orang yang bekerja sama dan (3) orang-orang yang berorientasi dan berpedoman pada tujuan bersama.Sedangkan Allen, berpendapat bahwa organisasi adalah suatu proses identifikasi dan pembentukan serta pengelompokan kerja , mendefinisikan dan mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab dan menetapkan hubungan-hubungan dengan maksud untuk memungkinkan orang-orang bekerja sama secara efektif dalam menuju tujuan yang ditetapkan.
2. Dimensi Desain Organisasi
Menurut Richard L. Daft (1998:15), dimensi desain organisasi terdiri dari 2 tipe yaitu:
1) Dimensi Struktural, yaitu dimensi yang menggambarkan karakteristik internal dari organisasi dan menciptakan suatu dasar untuk mengukur dan membandingkan organisasi. Dimensi struktural terdiri dari:
a. Formalisasi
Formalisasi mengacu pada suatu tingkat yang terhadapnya pekerjaan di dalam organisasi itu dibakukan (Bedelan & Zammuto, 1991:129). Jika suatu pekerjaan sangat diformalkan, maka pelaksana pekerjaan tersebut mempunya tingkat keleluasaan yang minimum mengenai apa yang harus dikerjakan, kapan harus dikerjakan, dan bagaimana ia harus mengerja kan. Ada 3 macam jenis formalisasi, yaitu: Formalisasi berdasarkan pekerjaan, formalisasi berdasarkan aliran pekerjaan, dan formalisasi berdasarkan peraturan.
b. Spesialisasi
Spesialisasi hakikatnya ialah daripada dilakukan oleh satu individu, lebih baik seluruh pekerjaan itu dipecah-pecah menjadi sejumlah langkah, dengan tiap langkah diselesaikan oleh seorang individu yang berlainan (Daft, 1998:16). Suatu spesialisasi kerja ikatakan bersifat ekstensif apabila setiap karyawan hanya mengerjakan tugas-tugas tertentu yang sempit wilayahnya. Suatu spesialisasi dikatakan rendah apabila karyawan mengerjakan tugas-tugas yang mempunyai batasan yang luas. Ada 2 (dua) tipe spesialisasi, yaitu:
1. Spesialisasi horisontal
Spesialisasi horisontal ini menunjuk pada ruang lingkup suatu pekerjaan, atau pada tingkat mana seorang karyawan melakukan suatu pekerjaan yang lengkap. Semakin kecil bagian suatu karyawan terhadap suatu pekerjaan secara keseluruhan, maka semakin horizontal tingkat spesialisasi pada pekerjaan tersebut.
2. Spesialisasi vertikal
Spesialisasi vertikal menunjuk pada tingkat kontrol yang dimiliki oleh seorang karyawan terhadap suatu pekerjaan. Semakin banyak keputusan yang dibuat oleh seorang karyawan, mengenai bagaimana dan kapan harus melakukan suatu tugas, dan semakin terbatas perilaku karyawan untuk melakukan tugas tersebut diatur oleh peraturan, prosedur, pengawasan ataupun teknologi, semakin rendah tingkat spesialisasi vertikalnya.
c. Standarisasi
Standarisasi menunjuk pada prosedur yang di desain untuk membuat aktivitas organisasi menjadi teratur, dan hal ini secara otomatis akan memfasilitasi adanya koordinasi (Jackson & Morgan, 1978:92).
d. Hierarki Otoritas.
Otoritas merupakan bentuk dari kekuasaan yang ada pada suatu posisi atau kantor (Robbins, 2003:429). Ketika hak untuk mengatur bawahan termasuk dalam otoritas seseorang, maka otoritas tersebut memberikan hak untuk membatasi pilihan dan perbuatan yang dilakukan oleh bawahan. Hirarki berhubungan dengan “span of control”, yaitu jumlah karyawan yang melapor pada seorang supervisor. Ketika span of control ini sempit, hirarki otoritasnya cenderung tinggi, ketika span of control ini lebar, hirarki otoritasnya akan lebih pendek.
e. Kompleksitas
Kompleksitas menunjuk pada jumlah aktivitas maupun subsistem pada organisasi. Kompleksitas bisa diukur melalui 3 (tiga) diferensiasi yaitu vertikal, horizontal dan spatial.
1. Diferensiasi vertikal. Semakin banyak tingkatan yang ada antara manajemen puncak dengan bagian operasional, organisasi tersebut semakin kompleks.
2. Diferensiasi horisontal adalah jumlah jenis pekerjaan satu departemen yang ada pada organisasi. Semakin banyak jumlah pekerjaan yang ada pada suatu organisasi yang membutuhkan pengetahuan dan keahlian khusus, semakin tinggi kompleksitas horisontal pada organisasi tersebut.
3. Diferensiasi spasial adalah jumlah daerah dari keberadaan organisasi secara fisik. Dengan meningkatnya diferensiasi spasial ini maka semakin tinggi pula kompleksitasnya.
f. Sentralisasi
Istilah sentralisasi mengacu pada sampai tingkat mana pengambilan keputusan dipusatkan pada suatu titik tunggal dalam organisasi. Dikatakan bahwa ketika manajemen puncak membuat keputusan-keputusan kunci dalam organisasi dengan masukan yang terbatas dari
karyawan yang berada di bawahnya, maka organisasi tersebut memiliki tingkat sentralisasi tinggi. Sebaliknya, semakin banyak karyawan yang berada di bawah manajemen puncak memberikan masukan bagi pengambilan keputusan, maka dikatakan bahwa organisasi
lebih terdesentralisasi.Pada perusahaan yang memiliki karakter sentralisasi tinggi akan mempunyai struktur yang berbeda dengan perusahaan yang terdesentralisasi.
g. Profesionalisme
Profesionalisme adalah level dari pendidikan formal dan training yang harus dimiliki dan diikuti oleh karyawan. Profesionalisme dianggap tinggi apabila karyawan harus mengikuti training dalam jangka waktu yang lama untuk memegang suatu pekerjaan atau jabatan pada perusahaan.
h. Personnel ratio.
Personel ratio menunjuk pada jumlah karyawan pada suatu fungsi atau departemen tertentu.
3. Dimensi Kontekstual, yaitu dimensi yang menggambarkan keseluruhan dari suatu organisasi. Dimensi ini memperlihatkan susunan organisasi yang mempengaruhi dan membentuk suatu dimensi struktural organisasi, yang terdiri dari:
a. Ukuran. Ukuran adalah besarnya suatu organisasi yang terlihat dari jumlah orang dalam organisasi tersebut.
b. Teknologi Organisasi. Teknologi organisasi adalah dasar dari subsistem produksi, termasuk teknik dan cara yang digunakan untuk mengubah input organisasi menjadi output.
c. Lingkungan. Lingkungan mencakup seluruh elemen di luar lingkup organisasi. Elemen kunci mencakup industri, pemerintah, pelanggan, pemasok dan komunitas finansial.
3. Bentuk Desain Organisasi
Bentuk Desain Organisasi
Bentuk dari desain organisasi ini ditentukan oleh tingkat formalisasi yang dilakukan, tingkat sentralisasi dalan organisasi, kualifikasi karyawan, span of control yang ada serta komunikasi dan koordinasi yang ada dalam organisasi (Robbins,2003:136). Bentuk desain organisasi terdiri dari:
a. Organic
Pada organisasi yang berbentuk organic, maka dalam organisasi ini terdapat tingkat formalisasi yang rendah, terdapat tingkat sentralisasi yang rendah, serta diperlukan training dan pengalaman untuk melakukan tugas pekerjaan. Selain itu terdapat span of control yang sempit serta adanya komunikasi horisontal dalam organisasi.
b. Mostly Organic
Pada organisasi yang berbentuk mostly organic, formalisasi dan sentralisasi yang diterapkan berada di tingkat moderat. Selain itu diperlukan pengalaman kerja yang banyak dalam organisasi ini. Terdapat span of control yang bersifat antara moderat sampai lebar serta lebih banyak komunikasi horisontal yang bersifat verbal dalam organisasi tersebut.
c. Mechanistic
Pada organisasi yang berbentuk mechanistic, terdapat ciri-ciri yaitu: adanya tingkat formalisasi yang tinggi, tingkat sentralisasi yang tinggi, training atau pengalaman kerja yang sedikit atau tidak terlalu penting, ada span of control yang lebar serta adanya komunikasi yang bersifat vertikal dan tertulis.
d. Mostly Mechanistic
Pada jenis organisasi ini, terdapat ciri-ciri yaitu: adanya formalisasi dan sentralisasi pada tingkat moderat, adanya training-training yang bersifat formal atau wajib, span of control yang bersifat moderat serta terjadi komunikasi tertulis maupun verbal dalam organisasi tersebut.
3. Dimensi-dimensi Komunikasi
1. Komunikasi sebagai proses
Jika komunikasi dipandang sebagai proses, komunikasi yang dimaksud adalah suatu kegiatan yang berlangsung secara dinamis. Sesuatu yang didefinisikan sebagai proses berarti unsur-unsur yang ada didalamnya bergerak aktif dinamis dan tidak tetap.
2. Komunikasi sebagai simbolik
Simbol dapat dinyatakan dalam bentuk bahasa lisan atau tertulis (Verbal) maupun melalui isyarat – isyarat tertentu (non- Verbal).Simbol disini berarti sebuah tanda atau lambang hasil kreasi manusia atau bisa dikatakan sebuah tanda hasil kreasi manusia yang dapat menunjukkan kualitas budaya manusia dalam berkomunikasi dengan sesamanya. Dalam pernyataan “kualitas budaya manusia dalam berkomunikasi dengan sesamanya” dapat ditelaah kembali bahwa banyak faktor yang mempengaruhi adanya simbol itu sendiri yaitu :
• Faktor budaya
• Faktor psikologis
Sehingga meskipun pesan yang disampaikan sama tetapi bisa saja berbeda arti bilamana individu yang menerima atau receiver nya mempunyai kerangka berpikir berbeda begitu juga latar belakang budayanya.
3. Komunikasi sebagai sistem
Sistem sering kali didefinisikan sebagai suatu aktivitas dimana semua komponen atau untuk yang mendukungnya saling berinteraksi satu sama lain dalam menghasilkan luaran atau dengan kata lain seperangkat komponen yang bergantung artinya mengikuti permainan yang ada, sistem terbagi atas 2 :
• Sistem terbuka : dimana prosesnya terbuka dan pengaruh lingkungan yang ada disekitarnya.
• Sistem tertutup : prosesnya tertutup dari pengaruh luar (lingkungan).
4. Komunikasi sebagai transaksional
Komunikasi tidak pernah terjadi tampa melibatkan orang lain, dalam proses yang demikian akan timbul action dan interaction diantara para pelaku komunikasi.
5. Komunikasi sebagai aktivitas sosial
Hubungan antar sesama manusia, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya atau untuk kepentingan aktualitas diri dalam membicarakan masalah-masalah politik, sosial, budaya, seni dan teknologi.
6. Komunikasi sebagai multidimensional
Kalau komunikasi dilihat dari perspektif multidimensional ada 2 tingkatan yang dapat diidentifikasikan yakni dimensi isi (contet dimension) dan dimesi hubungan (relationship dimension).
Dimensi isi : lebih menunjukkan pada kata, bahasa dan informasi yang dibawa pesan. Jadi seperti orang madura berbicara dengan orang jawa pasti bahasa yang mereka gunakan pun juga berbeda disinilah dimensi isi menunjukkan hal tersebut dalam komunikasi.
Dimensi hubungan : menunjukkan bagaimana proses komunikasi berinteraksi satu sama lain. Masih dengan contoh diatas dimensi hubungan menunjukkan bagaimana mereka berinteraksi, media apa yang mereka gunakan, apakah ada bahasa tubuh atau simbol-simbol yang digunakan. Itu dilihat dari dimensi hubungan.
Asumsi dasar hubungan multidimensional adalah bahwa sumber tidak hanya mempengaruhi pesan, tetapi juga bisa mempengaruhi komponen yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Leavitt, Harold J. (1992). Psikologi Manajemen. Jakarta: Erlangga.
Robbins, S. Dan Coulter, M. (2004). Manajemen Jilid 1. Jakarta INDEKS.
Robbins, S dan Coulter, M. (2004). Manajemen Jilid 2. Jakarta: INDEKS.
Schermerhom, Jr, J. (1998). Manajemen. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.
S.P. Hasibuan, H. Malayu. (2006). Manajemen (Dasar, Pengertian dan Masalah). Jakarta: Bumi Aksara.
Suprapto, Tommy. Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi. Yogyakarta: Media Pressindo
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/06/desain-organisasi-dimensi-dan-bentuknya.html
http://karanindah.blogspot.com/2012/11/dimensi-perspektif-komunikasi.html
Rabu, 30 Oktober 2013
Sabtu, 12 Oktober 2013
Tugas Softskill I Psikologi Manajemen
Biografi Diri
Nama saya Retry Anisawanti, saya dilahirkan tepatnya di Jakarta tepatnya pada tanggal 17 Maret 1994. Saya anak pertama dari dua bersaudara. Adik saya laki-laki yang bernama Rizky Ramadhani yang sekarang duduk dibangku kelas Tiga SMP Negeri 16 Tangerang Selatan. Ayah saya bernama R. Sukhairy dan Ibu saya bernama Mahmi Madeswanti. Ayah saya bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (Guru) di SMA Negeri 20 Jakarta Pusat dan Ibu saya bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga.
Diumur yang ke 5 tahun saya masuk TK yang bernama AL-BAROKAH dan melanjutkan sekolah di SDN Kunciran 06. Setelah saya lulus SD saya bersekolah di SMPN 3 Tangerang. Setelah lulus SMP saya masuk SMAN 20 Jakarta Pusat, tepatnya masuk di sekolah tempat ayah saya mengajar. Di saat kenaikan kelas 2 SMA saya masuk dalam jurusan IPA karena saya sejak kecil ingin bercita-cita menjadi seorang Spesialis Dokter Gigi.
Setelah saya lulus SMA saya meneruskan pendidikan saya kejenjang Perguruan Tinggi. Sebelumnya saya mendapatkan jalur SMPTN Undangan tetapi saya tidak lolos. Lalu saya mengikuti SNMPTN tertulis untuk masuk ke Perguruan Tinggi Negeri. Namun, keberuntungan belum berpihak kepada saya. Akhirnya saya pun mencari dan mendaftar ke Perguruan Tinggi Swasta yang terbaik. Akhirnya saya memilih untuk masuk di Perguruan Tinggi di Universitas Gunadarma dengan mengikuti seleksi Tes masuk. Pada waktu masuk saya memilih jurusan Psikologi S1 dan Teknik Sipil S1, akhirnyapun saya lolos kedua-duanya. Dan setelah dipikir-pikir lebih matang lagi saya akhirnya mengambil jurusan Psikologi. Karena walaupun saya tidak lolos dalam mengambil Spesialis Dokter Gigi, tetapi jurusan Psikologi juga bermanfaat nantinya untuk membantu manusia, dan dapat mengenal karakteristik, jiwa, dan setiap inidivu yang berbeda-beda. Hingga akhirnya sampai sekarang ini saya sudah semester 5. Dan saya bercita-cita setelah selesai S1 saya ingin melanjutkan ke S2 dan bisa mendapatkan gelar seorang Psikolog dan membuka praktek sendiri untuk membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongan saya.
Nama saya Retry Anisawanti, saya dilahirkan tepatnya di Jakarta tepatnya pada tanggal 17 Maret 1994. Saya anak pertama dari dua bersaudara. Adik saya laki-laki yang bernama Rizky Ramadhani yang sekarang duduk dibangku kelas Tiga SMP Negeri 16 Tangerang Selatan. Ayah saya bernama R. Sukhairy dan Ibu saya bernama Mahmi Madeswanti. Ayah saya bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (Guru) di SMA Negeri 20 Jakarta Pusat dan Ibu saya bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga.
Diumur yang ke 5 tahun saya masuk TK yang bernama AL-BAROKAH dan melanjutkan sekolah di SDN Kunciran 06. Setelah saya lulus SD saya bersekolah di SMPN 3 Tangerang. Setelah lulus SMP saya masuk SMAN 20 Jakarta Pusat, tepatnya masuk di sekolah tempat ayah saya mengajar. Di saat kenaikan kelas 2 SMA saya masuk dalam jurusan IPA karena saya sejak kecil ingin bercita-cita menjadi seorang Spesialis Dokter Gigi.
Setelah saya lulus SMA saya meneruskan pendidikan saya kejenjang Perguruan Tinggi. Sebelumnya saya mendapatkan jalur SMPTN Undangan tetapi saya tidak lolos. Lalu saya mengikuti SNMPTN tertulis untuk masuk ke Perguruan Tinggi Negeri. Namun, keberuntungan belum berpihak kepada saya. Akhirnya saya pun mencari dan mendaftar ke Perguruan Tinggi Swasta yang terbaik. Akhirnya saya memilih untuk masuk di Perguruan Tinggi di Universitas Gunadarma dengan mengikuti seleksi Tes masuk. Pada waktu masuk saya memilih jurusan Psikologi S1 dan Teknik Sipil S1, akhirnyapun saya lolos kedua-duanya. Dan setelah dipikir-pikir lebih matang lagi saya akhirnya mengambil jurusan Psikologi. Karena walaupun saya tidak lolos dalam mengambil Spesialis Dokter Gigi, tetapi jurusan Psikologi juga bermanfaat nantinya untuk membantu manusia, dan dapat mengenal karakteristik, jiwa, dan setiap inidivu yang berbeda-beda. Hingga akhirnya sampai sekarang ini saya sudah semester 5. Dan saya bercita-cita setelah selesai S1 saya ingin melanjutkan ke S2 dan bisa mendapatkan gelar seorang Psikolog dan membuka praktek sendiri untuk membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongan saya.
Langganan:
Postingan (Atom)