A.
Sejarah Kesehatan mental
Memahami
konsep kesehatan kita tidak pernah lupa dan tidak pernah dapat dilepaskan dari
pengaruh sejarah dan kemajuan kebudayaan. Sepanjang sejarah makna sehat dan
sakit ternyata sangat dipengaruhi dengan peradaban.
Budaya barat
dan timur ternyata memiliki perbedaan yang mendasar mengenai konsep sehat dan
sakit. Perbedaan ini kemudian mempengaruhi sistem pengobatan di kedua
kebudayaan. Akibatnya,pandangan mengenai kesehatan mental juga berbeda. Namun
dengan kemajuan teknologi dan komunikasi yang membuat relasi antar manusia
semakin meng-global, pertemuan kebudayaan ini tidak lagi dapat dihindari
sehingga sekarang ini ditemui berbagai cara penanganan kesehatan yang mencoba
mengintegrasikan system pengobatan antara kedua kebudayaan.
Sejarah kesehatan mental tidaklah
sejelas sejarah ilmu kedokteran.terutama pada masalah mental seseorang bukan
merupakan fisik seseorang yang bisa diamati dan terlihat. Berbeda dengan
gangguan fisik yang dapat dengan relatif mudah dideteksi, orang yang mengalami
gangguan kesehatan mental paling sering sekli yang tidak terdeksi, di karenakan
hal ini karena mereka sehari – hari hidup bersama sehingga tingkah laku –
tingkah laku yang mengindikasikan gangguan mental, dianggap hal yang biasa,
bukan sebagai gangguan.
Krisis kesehatan mental yang saat
ini belum begitu mendapat perhatian yang serius .tingkat pendidikan yang
beragam dan terbatasnya ilmu pengetahuan mengenai perilaku manusia turut
membawa dampak kurangnya kepekaan masyarakat terhadap anggotanya yang mestinya
mendapatkan pertolongan dibidang kesehatan mental. Oleh karena itu, kita bisa
mengetahui mengenai sejarah perkembangan kesehatan mental, terutama di amerika
dan eropa. Semoga uraian sejarah berikut dapat menjadisebuah referensi berbagai
pandangan mengenai kesehatan mental yang saat ini ada diindonesia.
a.
Konsep Barat & Timur
Model
kesehatan Barat yaitu model biomedis atau yang sering disebut sebagai model
medis (Joesoef,1990; Freud, 1991, Helman, 1990, Tamm,1993), model Psikiatris
(Helman,1990), dan model psikosomatis (Tamm,1993). Model kesehatan Timur
umumnya disebut model kesehatan holistic (Joesoef,1990) yang menekankan pada
keseimbangan (Helman,1990)
Model
biomedis adalah berakar jauh pada pengobatan tradisional Yunani. Pengobatan ini
dipengaruhi oleh filosofi Yunani, terutama dari pemikiran plato dan Aristoteles
yang bersifat abstrak dan sistematis serta dijalankan rasional dan logis.
Model
biomedis (Freud,1991) memiliki 5 asumsi. Asumsi pertama adalah bahwa terdapat
perbedaan yang nyata antara tubuh dan jiwa sehingga penyakit diyakini berada
pada suatu bagian tubuh tertentu. Asumsi kedua adalah bahwa penyajit dapat
direduksi pada gangguan fungsi tubuh, entar secara biokimia atau
neurofisiologis. Asumsi ketiga adalah keyakinan bahwa setiap penyakit
disebabkan oleh suatu agen khusus yang secara potensial dapat didefinisikan.
Asumsi keempat adalah melihat tubuh sebagai suatu mesin. Asumsi kelima adalah
konsep bahwa tubuh adalah objek yang perlu diatur dan dikontrol.
Model
psikiatris (Helman,1990), sebenarnya masih berkaitan dengan model biomedis.
Model ini pada dasarnya masih mendasarkan diri pada pencarian bukti-bukti fisik
dari suatu penyakit dan penggunaan treatmen fisik (obat-obatan atau pembedahan)
untuk mengoreksi abnormalitas.
Model
psikosomatis (Tamm,1993), merupan model yang muncul kemudian karena adanya
ketidak puasan terhadap model biomedis. Model ini dikembangkan oleh Helen
Flanfers Dunbar sekitar tahun 1930-an.
B.
Konsep Sehat
Konsep sehat adalah konsep yang
timbul dari diri kita sendiri secara sadar mengenai berbagai upaya untuk
mendapatkan status sehat bagi tubuh kita. Pemahaman konsep sehat ini juga bisa
diartikan sebagai keseimbangan, keserasian, keharmonisan antara faktor pikir
(akal), jiwa (mental/spiritual), dan raga (fisik, lahiriah). Pada zaman
keemasan Yunani, sehat merupakan keadaan standar yang harus dicapai dan
dibanggakan.
·
Konsep
sehat dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang yang berbeda, misalnya:
Konsep sehat dipandang dari sudut fisik secara individu, ialah seseorang dikatakan sehat bila semua organ tubuh dapat berfungsi dalam batas-batas normal sesuai dengan umur dan jenis kelamin.
Konsep sehat dipandang dari sudut fisik secara individu, ialah seseorang dikatakan sehat bila semua organ tubuh dapat berfungsi dalam batas-batas normal sesuai dengan umur dan jenis kelamin.
·
Konsep
sehat dipandang dari sudut ekologi, ialah sehat berarti proses penyesuaian
antara individu dengan lingkungannya. Proses penyesuaian ini berjalan
terus-menerus dan berubah-ubah sesuai dengan perubahan lingkungan yang mengubah
keseimbangan ekologi dan untuk mempertahankan kesehatannya orang dituntut untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Secara umum ada beberapa definisi dari konsep sehat yang dapat
dijadikan sebagai acuan, yaitu: :
·
Konsep
sehat yang tercantum dalam pembukaan konstitusi WHO (1948) yang berbunyi
sebagai berikut : “Health is atage of complete physical, mental and social
wellbeing and not merely the absence of disease or infirmity. (Sehat adalah
keadaan seimbang yang sempurna, baik fisik, mental dan sosial, tidak hanya
bebas dari penyakit dan kelemahan.)”.
·
Konsep
sehat menurut Parson. Sehat adalah kemampuan optimal individu untuk menjalankan
peran dan tugasnya secara efektif.
·
Konsep
sehat menurut Undang-Undang Kesehatan RI No. 23 Tahun 1992. Sehat adalah
keadaan sejahtera tubuh, jiwa, sosial yang memungkinkan setiap orang untuk
hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
·
Konsep
sehat menurut Roy. Sehat adalah suatu kontinum dari meninggal sampai dengan
tingkatan tertinggi sehat. Sehat merupakan suatu keadaan dan proses dalam upaya
menjadikan dirinya terintegrasi secara keseluruhan, yaitu fisik, mental, dan
sosial.
·
Konsep
sehat menurut Perkin (1938). Sehat merupakan suatu keadaan seimbang yang
dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dengan berbagai faktor yang berusaha
memmengaruhinya (Azwar, 1984).
Definisi Sehat terkini, yang dipakai dibeberapa negara maju seperti
Kanada, mengutamakan konsep sehat-produktif, sehat adalah sarana atau alat
untuk hidup sehari-hari secara produktif.
C.
Perbedaan Kesmen konsep Barat & Timur
Penyembuh
atau orang yang berperan mengobati pada system pengobatan barat dibedakan
antara dokter dan psikolog. Dokter itu yang bertugas untuk mengobati pasien
secara kebutuhan akan fisiologisnya sedangkan psikolog bertugas untuk mengobati
klien secara kebutuhan akan psikisnya(joesoef, 1990). Bahkan karena pengaruh
pandangan dualism tubuh dan jiwa ini. Hampir – hampir para dokter tidak
bersinggungan sama sekali dengan sang psikolog dan mereka bekerja pada bidang
yang sama sekali berbeda. Hal ini berbeda pada pengobatan di timur dimana
penyembuh biasanya dilakuka oleh tokoh setempat seperti pendeta atau dukun atau
imam. Kemudian peranan penyembuh disini bukan menyembuhkan dari segi fisiologis
saja, tetapi menyeluruh meliputi mental, moral, dan spiritual.
Diagnosis
Gangguan yang sama bisa dilaporkan
dengan gejala yang berbeda.depresi, misalnya (matsumoto, 1994)mengutip pendapat
leff yang menyatakan bahwa budaya bermacam – macam dalam membedakan dan
mengkomunikasikan terminology emosional sehingga mempengaruhi bagaimana
mengalami dan mengekspresikan depresi. Marsella menyatakan bahwa depresi itu
gejala utamanya mengambil bentuk afektif dalam budaya dalam orientasi objektif
yang kuat(budaya yang menekankan pada individualitas). Adapun pada budaya
tersebut peasaan kesepian dan terisolasi atas mendominasi akan gambaran simtom.
Sedangkan simotom somatic itu seperti sakit kepala akan dominan dalam budaya
subjektif (yang memiliki struktur yang lebih bersifat komunal).
Treatment
Pengobatan system barat bertumpu
pada pemberian obat (antibiotic)atau pembedahan pada bagian – bagian tubuh yang
sakit.
Plaseho
Pengobatan barat memiliki konotasi
yang negative(benson dan proctor, 2000)sehingga sering kali dicoba untuk
dihilangkan atau diminimalkan pengaruhnya oleh dokter pengobatan barat.
Rleasi Dokter
pasien pada system pengobatan barat
bercirikan mekanistik,impersonal, dan rediksionistik. Dokter mengambil sikap
lebih tahu dari pasien. Superior serta penentu keputusan. Sementara asien
mengambil sikap pasif serta diharapkan menuruti apa yang dimaui oleh
dokter.hubungan dari pasien dan dokter itu biasanya bersifat dingin, dokter berpusat
ada hanya menangani sumber sakitnya saja. Hubungan ini pun tercerminlewat
desain bangunan rumah sakit yang menempatkan pasien pada control yang rendah
dan diharapkan bersifat pasif(veitch & arkkelin, 1995).
SUMBER
Chaplin, J.P. (a.b. Kartini
Kartono). (2001). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: RajawaliPers.
Kholil Rochman Lur. 2010. Kesehatan
Mental. Purwokerto : Fajar Media Press.
Schneiders, A. (1964). Personal
Adjustment and Mental Health. New York: Rinehart & Winston.
Sutardjo A. Wiramihardja. 2010.
Pengantar Psikologi Abnormal. Bandung : Refika Aditama.
Wasty, Soemanto, Drs, MPd. (1998). Psikologi
Pendidikan. PT Rineka Cipta. Jakarta.
Yusuf,S. (2004). Psikologi
perkembangan anak dan remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset.