Sabtu, 29 September 2012

ILMU BUDAYA DASAR

1.1    Pengertian Ilmu Budaya Dasar
Ilmu Budaya Dasar adalah pengetahuan yang di harapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang di kembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan, serta salah satu mata kuliah yang membahas tentang Norma-norma, Kebudayaan, dan berbagai macam masalah yang di hadapi manusia sehari-harinya.
1.2    Tujuan Ilmu Budaya Dasar
Mengusahakan kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga mereka lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, terutama untuk kepentingan profesi mereka.
 Memberi kesempatan pada mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka tentang masalah kemanusiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kedua hal tersebut;
Mengusahakan agar mahasiswa, sebagai colan pemimpin bangsa dan negara serta ahli dalam bidang disiplin masing-masing, tidak jatuh kedalam sifat-sifat kedaerahan dan pengkotaan disipilin yang ketat;
 Menguasai wahana komunikasi para akedimisi agar mereka lebih mampu berdialog satu sama lain.

1.3    Tiga kelompok ilmu pengetahuan

Menurut Prof.Dr.Harsya Bachtiar mengemukakan bahwa ilmu pengetahuan di kelompokan dalam tiga kelompok besar, yaitu :
      1. Ilmu-ilmu Alamiah (Natural Science), bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat di alam semesta. Kajian menggunakan metode ilmiah, dapat 100% benar dan 100% salah. contoh: Biologi
      2. Ilmu-ilmu sosial (Social Science), bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antara manusia. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah. kajian menggunakan metode ilmiah, hasilnya tidak mungkin 100% benar, hanya mendekati kebenaran. contoh: Sosiologi
      3. Pengetahuan Kebudayaan (The Humanities), bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan pernyataan-pernyataan yang bersifat unik, kemudian di beri arti. pengetahuan budaya (the humanities) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup keahlian (disiplin) seni dan filsafat.

1.4    Perbedaan antara Ilmu Pengetahuan Budaya (IBD) & Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Menurut Kesusasteraan IBD semula berasal dari kata Basic Humanities yang artinya manusiawi, berbudaya dan halus maka kita akan mempelajari tentang manusiawian yang pada dasarnya seperti yang kita ketahui kita sebagai manusia tidak bisa hidup sendiri, jadi dalam pembelajaran IBD ini kita di ajarkan untuk bersosialisasi dengan banyak orang tanpa melihat warna kulit, umur, kekayaan dsb.Di harapkan setelah kita mempelajari IBD ini kita bisa bersosialisasi dengan orang-orang dalam kehidupan sehari hari.
Lalu  maksud budaya di sini adalah agar kita tahu budaya kita, yang sudah jadi rahasia umum bahwa bangsa indonesia ini memiliki banyak budaya,  maka dengan kita mempelajari IBD ini diharapkan kita tahu ,  memahami tentang budaya kita dan Selalu berusaha menjaga budaya kita agar tidak di ambil oleh negara asing.
Sedangkan IPS
IPS adalah ILmu pengetahuan Sosial , bedanya dengan IBD adalah kalau  IPS mempelajari kseluruhan aspek sosial, baik yang ada di IBD maupun di luar IBD , IPS juga mempelajari sejarah-sejarah , baik sejarah , ekonomi bangsa dll.
Jadi intinya IBD adalah bagian dari IPS
Perbedaan antara Ilmu Budaya Dasar dan Ilmu Pengetahuan Sosial, yaitu :
•    Ilmu Budaya Dasar diberikan pada tingkat perguruan tinggi sedangkan Ilmu Pengetahuan Sosial diberikan pada tingkat pendidikan dasar maupun tingkat pendidikan lanjutan menengah pertama sampai menengah atas.
•    Ilmu Budaya Dasar merupakan matakuliah tunggal artinya tidak memiliki kelompok mata pelajaran sedangkan Ilmu Pengetahuan Sosial adalah kelompok dari sejumlah mata pelajaran diantaranya Sejarah, Ekonomi, Geografi, Sosiologi, dan lain-lain.
    Ilmu Budaya Dasar bertujuan untuk memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah manusia dan kebudayaan sedangkan Ilmu Pengetahuan Sosial bertujuan untuk pembentukan pengetahuan dan keterampilan intelektual.    
1.5    Persamaan antara Ilmu Budaya Dasar (IBD) & Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

•    Keduanya merupakan bahan study untuk kepentingan program pendidikan atau pengajaran.
•    Keduanya bukan merupakan disiplin ilmu yang berdiri sendiri.
•    Keduanya mempunyai materi yang membahas tentang manusia dan permasalahan sosial di dalamnya.

1.6    Tiga Golongan bahan Pelajaran Ilmu Budaya Dasar

BAB 2
Manusia Dan Kebudayaan


2.1    A.    Manusia

    Manusia dan kebudayaan dua hal yang sangat erat kaitannya satu sama lain. Dalam mata kuliah Ilmu Budaya Dasar, kedua hal tersebut akan menjadi dasar dari pembahasan materi-materi selanjutnya.
    Manusia memegang peranan unik di dunia dan dapat dipandang dari banyak segi. Pandangan tentang manusia dari ilmu eksakta tidak sama dengan pandangan dari ilmu kimia, ilmu sosiologi, ilmu ekonomi atau ilmu-ilmu lain. Dari definisi yang berbeda-beda itu dapat dilihat bahwa selain dapat dipandang dari banyak sisi, manusia juga memiliki banyak kepentingan.
B.    Unsur - Unsur Yang Membangun Manusia
Ada dua pandangan yang bisa dijadikan acuan untuk menjelaskan tentang  unsur-unsur yang membangun manusia.
1. Manusia terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu
a.Jasad : Badan kasar/fisik manusia, dapat disentuh dan dilihat, dan menempati ruang dan waktu.
b.Hayat : Mengandyng unsure hidup yang ditandai dengan gerak.
c.Ruh : Bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran. Suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
d.Nafs : Dalam pengertian diri atau kelakuan, yaitu kesadaran tentang diri sendiri.
2. Manusia sebagai satu kepribadian mengandung tiga unsur, yaitu
a.Id, yang merupakan struktur kepribadian yang paling primitive dan paling tidak Nampak. Id merupakan libdo murni, energy psikis yang menunjukkan ciri alami yang irrasional yang secara instingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran. Id tidak berhubungan dengan lingkungan luar diri, tetapi terkait dengan struktur lain kepribadian yang pada gilirannya menjadi mediator antara insting Id dengan dunia luar.
b.Ego, merupakan bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari Id. Sering disebut sebagai kepribadian eksekutif karena peranannya dalam meghubungkan energy Id ke dalam saluran osial yang dapat dimengerti oleh orang lain. Perkembangan ego terjadi antara usia satu dan dua tahun, pada saat anak secara nyata berhubungan dengan lingkungannya. Ego diatur oleh prinsip realitas. Ego sadar akan tuntunan lingkungan luar dan mengatur tingkah laku sehingga dorongan instingtual Id dapat dipuaskan dengan cara yang dapat diterima. Pencapaian objek-objek khusus untuk mengurangi energy libidinal dengan cara yang dalam lngkungan social dapat dterima disebut sebagai proses sekunder.
c.Superego, merupakan struktur kepribadian yang paling akhir, muncul sekitar usia lima tahun. Dibanding dengan Id dan Ego yang berkembang secara internal dalam diri individu, superego terbentuk dari lingkungan eksternal. Jadi superego merupakan kesatuan otoritas di dalam lingkungan luar diri, biasanya merupakan asimilasi dari pandangan-pandangan orang tua. Baik aspek positif maupun negatif dari standar moral tingkah laku ini diwakilkan atau ditunjukkan oleh superego. Kode moral positif disebut ego ideal, suatu perwakilan dari tingkah laku yang tepat bagi individu untuk dilakukan. Kesadaran membentuk aspek negatif dari superego, dan menentukan hal-hal mana yang termasuk kategori tabu, yang mengatur bahwa penyimpangan dari aturan tersebut akan menyebabkan dikenakannya sanksi. Superego dan Id berada dalam kondisi konflik langsung, dan ego menjadi penengah atau mediator. Jadi superego menunjukkan pola aturan yang dalam derajat tertentu menghasilkan kontrol diri melalui sistem imbalan dan hukuman yang terinternalisasi.

2.2    Hakikat Manusia
 A.    Makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.
    Tubuh manusia adalah materi yang dapat dilihat, diraba, wujudnya konkrit tetapi tidak abadi. Jiwa terdapat di dalam tubuh, tidak dapat dilihat, diraba, sifatnya abstrak tetapi abadi. Jika manusia meninggal tubuhnya hancur dan lenyap, tetapi jiwa lepas dari tubuh dan kembali ke Tuhan dan jiwa tidak mengalami kehancuran. Jiwa adalah roh yang ada di dalam tubuh manusia sebagai penggerak dan sumber kehidupan.
B.    Perbedaan Manusia dengan Makhluk Lain.
    Kesempurnaannya terletak pada adab dan budayanya, karena manusia dilengkapi akal, perasaan dan kehendak yang terdapat dalam jiwa. Dengan akal (ratio) manusia mampu menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Manusia dapat mempertimbangkan, menilai, dan berkehendak sesuai segi baik atau buruk. Dengan adanya perasaan manusia mampu menciptakan kesenian. Daya rasa dalam diri manusia ada 2 macam, yaitu perasaan inderawi dan rohani. Perasan inderawi adalah rangsangan jasmani melalui pancaindera, tingkatnya rendah dan terdapat pada manusia atau binatang. Perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat pada manusia, jenisnya antara lain :
i. Perasaan intelektual, yaitu perasaan yang berhubungan dengan pengetahuan.
ii. Perasaan estetis, yaitu perasaan yang berhubungan dengan keindahan.
iii.Perasaan etis, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kebaikan.
iv. Perasaan diri, yatu perasaan yang berhubungan dengan harga diri karena ada kelebihan dari yang lain.
v. Perasaan sosial, yaitu perasaan yang berhubungan dengan kelompok atau hidup bermasyarakat.
vi. Perasaan religius, yaitu perasaan yang berkenaan dengan agama atau kepercayaan.
2.3    Keperibadian Bangsa Timur
    Francis l.K Hsu, sarjana Amerika keturunan Cina yang mengkombinasikan keahlian ilmu antropologi, ilmu psikologi, ilmu filsafat dan kesusastraan cina klasik dalam dirinya. Ilmu psikologi yang memang berasal dan timbul dalam masyarakat barat, dimana konsep individu itu mengambil tempat yang amat penting, biasanya menganalisis jiwa manusia dengan s subjek yang terkandung dalam batas individu yang terisolasi, maka Hsu telah mengembangkan konsep bahwa dalam jiwa manusia sebagai makhluk social mengandung delapan daerah yang seperti lingkaran konsentris sekitar diri pribadi.
    Nomor 7 dan 6 disebut daerah tak sadar dan sub sadar. Kedua lingkaran itu berada di daerah pedalaman dari alam jiwa individu dan terdiri dari bahan pikiran dan gagasan yang telah terdesak ke dalam sehingga tidak disadari lagi oleh individu tersebut. Bahan pemikiran dan gagasan tadi sering tidak utuh lagi, namun dalam keadaan tertentu unsure-unsur itu bisa meledak keluar lagi.
    Nomor 5 disebut kesadaran yang tak dinyatakan (unexpressed conscious). Lingkaran itu terdiri dari pikiran dan gagasan yang disadari oleh individu yang bersangkutan, tetapi disimpannya saja dalam alam jiwanya sendiri dan tak dinyatakan kepada siapapun di lingkungannya.
    Nomor 4 disebut kesadaran yang dinyatakan (expressed conscious). Lingkaran ini di dalam alam jiwa manusia mengandung pikiran, gagasan dan perasaan yang dapat dinyatakan secara terbuka oleh si individu kepada sesamanya. Contohnya simpati, kemarahan, kebencian, rasa puas rasa terimakasih dan sebagainya.
    Nomor 3 disebut lingkaran hubungan karib, mengandung konsepsi tentang orang, binatang, atau benda yang diajak bergaul secara akrab dan karib oleh si individu. Yang bisa dipakai sebagai tempat berlindung dan mencurahkan isi hati apabila ia terkena tekanan batin, kesedihan dan masalah-masalah hidup yang menyedihkan.
    Nomor 2 disebut lingkungan hubungan berguna, tidak lagi ditandai oleh sikap sayang dan mesra, melainkan ditentukan oleh fungsi kegunaan dari orang, binatang, atau benda benda itu bagi dirinya.
    Nomor 1 disebut lingkaran hubungan jauh, terdiri dari pikiran dan sikap dalam alam jiwa manusia tentang manusia, benda, alat, pengetahuan, dan adat yang ada dalam kebudayaan masyarakat sendiri namun jarang berpengaruh langsung dalam kehidupan sehari-hari.
    Nomor 0 disebut lingkaran dunia luar, terdiri dari pikiran-pikiran dan anggapan-anggapan yang hampir sama dengan yang terletak dalam lingkungan nomor 1. Bedanya terdiri dari pikiran-pikiran dan anggapan-anggapan tentang orang dan hal yang terletak di luar masyarakat dan ditanggapi oleh si individu dengan sikap masa bodo.

2.4    Pengertian Kebudayaan
    Dua orang antropolog terkemuka yaitu Melville J. Herkovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa Cultural Determinism berarti segala sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki masyarakat tersebut.
    Kebudayaan menurut bahasa sansekerta berasal dari kata budhayah yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa lain, kebudayaan berasal dari kata colere, yang berarti mengolah tanah. Jadi kebudayaan secara umum dapat diartikan sebagai “Segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi (pikiran) manusia dengan tujuan untuk mengolah tanah atau tempat tinggalnya”. Bisa juga diartikan sebagai “Segala usaha manusia untuk dapat melangsungkan dan mempertahankan hidupnya di dalam lingkungannya”.
    Secara praktis kebudayaan merupakan system nilai dan gagasan utama (vital). Sistem nilai dan gagasan utama itu dihayati benar-benar oleh para pendukung kebudayaan yang bersangkutan dalam kurun waktu tertentu, sehingga mendominasi kehidupan para pendukung itu, dalam arti mengarahkan tingkah laku mereka dalam masyarakatnya.
    Sistem nilai dan gagasan utama sebagai hakekat kebudayaan terwujud dalam tiha sistem kebudayaan secara terperinci, yaitu sistem idiologi, sistem sosial, dan sistem teknologi.
    Sistem ideologi meliputi etika, norma, adat istiadat, peraturan hukum yang berfungsi sebagai pengarahan untuk system social dan berupa system interpretasi operasional dari system nilai dan gagasan utama yang berlaku dalam masyarakat.
    Sistem social meliputi hubungan dan kegiatan social di masyarakat, baik yang terjalin dalam lingkungan kerabat maupun dalam masyarakat yang lebih luas. Pengendalian masyarakat dan pemimpin berkembang dengan nilai budaya dan gagasan utama yang berlaku.
    Sistem teknologi meliputi segala perhatian serta penggunaannya sesuai dengan nilai budaya yang berlaku.
B.    Tokoh - tokoh Kebudayaan
•    Melville J, Herkovits berpendapat ada empat unsure dalam kebudayaan, yaitu alat-alat teknologi, sistem ekonomi, keluarga, dan kekuatan politik. Sedangkan Bronislaw Malinowski mengatakan bahwa unsur-unsur itu terdiri dari sistem norma, organisasi ekonomi, alat-alat/ lembaga pendidikan, dan organisasi kekuatan.
•    C. Kluckhohn dalam karyanya yang berjudul Universal Categorieas of Culture mengemukakan bahwa ada tujuh unsure kebudayaan universal.
2.5    Unsur unsur Kebudayaan
A.tujuh unsur kebudayaan universal

1.Sistem religi (Sistem Kepercayaan)
2.Sistem organisasi kemasyarakatan
3.Sistem pengetahuan
4.Sistem mata pencaharian dan ekonomi
5.Sistem teknologi dan peralatan
6.Bahasa
7.Kesenian
Culturan universal tersebut dapat dijabarkan lagi ke dalam unsur-unsur yang kebih kecil yang disebut cultural activity. Cultural activity pun bisa dibagi lagi menjadi unsure yang lebih kecil yang disebut trait-complex.
2.6    Wujud kebudayaan
Menurut dimensinya, wujud kebudayaan terbagi tiga, yaitu :
1.Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia
Wujud ini disebut sistem budaya, sifatnya abstrak, tidak dapat dilihat, dan berpusat pada kepala-kepala manusia yang menganutnya. Bisa dibilang alam pikiran warga masyarakat dimana kebudayaan yang bersangkutan hidup.
2.Kompleks aktivitas
 Berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi, bersifat konkret, dapat diamati atau diobservasi. Wujud ini sering disebut sistem sosial, terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi, berhubungan, serta bergaul satu sama lain menurut pola-pola tertentu berdasarkan adat tata kelakuan.
3.Wujud sebagai benda
Aktivitas manusia tidak terlepas dari penggunaan peralatan sebagai hasil karya manusia untuk mencapai tujuan. Aktivitas karya manusia tersebut menghasilkan benda untuk berbagai keperluan hidupnya. Kebudayaan dalam bentuk fisik yang konkret bisa juga disebut kebudayaan fisik, mulai dari benda yang diam maupun yang bergerak.
2.7 Orientasi Nilai Budaya
Kebudayaan sebagai karya manusia memiliki sistem nilai. Menurut C. Kluckhohn dalam karya Variations in Value Orientation (1961), sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia secara universal menyangkut 5 masalah pokok kehidupan manusia, yaitu :
1.Hakekat hidup manusia (MH)
Hakekat hidup untuk setiap kebudayaan berbeda secara ekstrem. Ada yang berusaha untuk memadamkan hidup, ada pula yang dengan pola-pola kelakuan tertentu “mengisi hidup” dan menganggap hidup sebagai suatu hal yang baik.
2.Hakekat karya manusia(MK)
Setiap kebudayaan hakekatnya berbeda-beda, diantaranya ada yang beranggapan bahwa karya bertujuan untuk hidup, karya memberikan kedudukan/ kehormatan, karya merupakan gerak hidup untuk menambah karya lagi.
3.Hakekat waktu manusia(WM)
Hakekat waktu untuk setiap kebudayaan berbeda. Ada yang berpandangan mementingkan orientasi masa lampau, ada pula yang berpandangan untuk masa kini atau masa depan.
4.Hakekat alam manusia (MA)
Ada kebudayaan yang menganggap manusia harus mengeksploitasi alam atau memandaatkan alam semaksimal mungkin, ada pula kebudayaan yang beranggapan manusia harus harmonis dengan alam dan menyerah kepada alam.
5.Hakekat hubungan manusia (WN)
Dalam hal ini ada yang mementingkan hubungan manusia dengan manusia, ada pula yang berpandangan individualistis.
2.8 Perubahan Kebudayaan
Masyarakat dan kebudayaan dimanapun selalu dalam keadaan berubah, tidak ada yang statis. Semua kebudayaan memiliki dinamika dan gerak. Gerak kebudayaan sebenarnya adalah gerak manusia yang hidup dalam masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan tadi. Gerak manusia terjadi karena ia mengadakan hubungan-hubungan dengan manusia lain.Terjadinya gerak/ perubahan ini disebabkan oleh beberapa hal :
1.Sebab sebab yang berasal dari masyarakat dan kebudayaan sendiri, misalnya perubahan jumlah dan komposisi penduduk.
2.Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup. Masyarakat yanghidupnya terbuka, yang berada dalam jalur hubungan dengan masyarakat dan kebudayaan lain cenderung lebih cepat berubah.
Perubahan ini selain karena jumlah penduduk dan komposisinya, juga karena adanya difusi kebudayaan, penemuan-penemuan baru, khususnya teknologi dan inovasi.
Perubahan social dan perubahan kebudayaan berbeda. Dalam perubahan social terjadi oerubahan struktural dan pola-pola hubungan social, antara lain sistem politik dan kekuasaan, persebaran penduduk, sistem status, dan hubungan dalam keluarga.
Perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang memperngaruhi sistem sosialnya, termasyk nilai, sikap, dan pola perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Sedangkan perubahan kebudayaan atau akulturasi terjadi bila suatu kelompok manysua dengan budaya tertentu dihadapkan pada unsur-unsur budaya asing yang berbeda, sehingga unsure-unsur kebudayaan asing itu dengan lambat laun diterima dan diolah kedalam budaya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian budaya itu sendiri.
Proses akulturasi terjadi pada masa-masa silam. Biasanya suatu masyarakat hidup bertetangga dengan masyarakat lainnya dan terjadu hubungan. Pada saat itulang unsure-unsur masing-masing kebudayaan saling menyusup. Beberapa masalah yang menyangkut proses tasi adalah :
1.Unsur kebudayaan asing mana yang mudah diterima.
2.Unsur kebudayaan asing mana yang sulit diterima.
3.Individu mana yang cepat menerima unsur baru.
4.Ketegangan-ketegangan apa yang timbul sebagai akibat akulturasi tersebut.

 a.Pada umumnya unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima adalah :
•Unsur kebudayaaan kebendaan, seperti peralatan yang mudah dipakai dan dirasa sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya. Contohnya handuk, alat tulis dll.
•Unsur yang terbukti membawa manfaat besar, seperti radio, computer, telephone yang berguna sebagai alat komunikasi.
•Unsur yang dengan mudah disesuaikan dengan keadaan masyarakat yang menerima unsur tersebut. Seperti mesin penggiling padi berbiaya murah serta pengetahuan teknis yang sederhana, dapat digunakan untuk melengkapi pabrik penggilingan.

b.Dan unsur-unsur kebudayaan yang sulit diterima masyarakat misalnya :
•Unsur yang menyangkut sistem kepercayaan seperti ideologi, falsafah hidup dll.
•Unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi, seperti makanan pokok contohnya.

c.Pada umumnya generasi muda dianggap sebagai individu-individu yang cepat menerima unsure-unsur kebudayaan asing yang masuk melalui proses akulturasi. Sebaliknya, generasi tua dianggap sebagai orang-orang kolot yang sukar menerima unsure baru. Hal itu disebabkan karena norma-norma yang tradisional sudah mendarah daging dan menjiwai sehingga susah merubah norma-norma yang sudah begitu meresap dalam jiwa generasi tua tersebut. Sebaliknya, belum menetapnya unsure-unsur atau norma-norma tradisional dalam jiwa generasi muda menyebabkan mereka lebih mudah menerima unsure baru yang kemungkinan besar dapat merubah hidup mereka.

d.Suatu masyarakat yang terkena proses akulturasi, selalu ada kelompok-kelompok yang sukar atau bahkan tak bisa menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi. Menurut mereka perubahan masyarakat dianggap keadaan kritis yang membahayakan keutuhan masyarakat. Jika mereka golongan kuat maka proses perubahan dapat ditahannya, namun jika lemah mereka hanya bisa menunjukkan sikap yang tidak puas.

Berbagai faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru diantaranya :
1.Terbatasnya kontak masyarakat dengan kebudayaan dan orang-orang diluar masyarakat tersebut.
2.Jika pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama, dan ajaran ini terjalin erat dalam keseluruhan pranata yang ada, maka penerimaan unsur baru itu mengalami hambatan dan harus disensor berlandaskan ajaran agama yang berlaku.
3.Corak struktur social suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru. Misal system otoriter akan sulit menerima kebudayaan baru.
4.Suatu unsure kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsure kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsure kebudayaan baru tersebut.
5.Jika unsur baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas, dan dapat dengan mudah dibuktikan kegunaannya oleh warga masyarakat yang bersangkutan.
2.9 Kaitan Manusia dan Kebudayaan
Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, walau keduanya berbeda tapi merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, dan kebudayaan mengatur hidup manusia. Manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan karena kebudayaan merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri.
Hubungan antara manusia dan kebudayaan dapat disetarakan dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat sebagai dialektis, atau saling terkait satu sama lain. Proses dialektis ini melalui 3 tahap, yaitu :
1.Eksternalisasi, proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya.
2.Obyektivasi, proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang teroisah dengan manusia dan berhadapan dengan manusia.
3.Internalisasi, proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnyaa bahwa manusia mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dia dapat hidpu dengan baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA


UG Elearning Center, Ebook, Ilmu Budaya Dasar
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
http://www.scribd.com/doc/49229737/BAB-II-Manusia-Dan-Kebudayaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar