Kamis, 06 Maret 2014

Tugas Softskill Psikoterapi #


ARTIKEL 2
Perbedaan Antara Psikoterapi dengan Konseling
A.     Pengertian Konseling
Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli (disebut konselor/pembimbing) kepada individu yang mengalami sesuatu masalah (disebut konsele) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. Istilah ini pertama kali digunakan oleh Frank Parsons pada tahun 1908 saat ia melakukan konseling karier. Selanjutnya juga diadopsi oleh Carl Rogers yang kemudian mengembangkan pendekatan terapi yang berpusat pada klien (client centered).
Konseling menurut Richard Nelson-Jones merupakan proses psikologi yang tidak ada bedanya dengan aktifitas psikoterapi. Dalam hal ini Richard mencoba menjelaskan bahwa tidak ada bukti yang menjelaskan perbedaan antara aktivitas konseling dengan proses psikoterapi (dalam buku : The Theory and Practice of Counseling Pychology)
Menurut Galdding, konseling berlangsung dalam jangka waktu yang relative singkat,bersifat antar pribadi, sesuai dengan teori-teori yang ada, dilakukan oleh orang yang ahli di bidangnya serta sesuai dengan etika dan aturan-aturan yang ada yang berpusat pada pemberian bantuan kepada orang-orang yang pada dasarnya mengalami gangguan psikologis agar orang-orang yang menyimpang dan mengalami masalah situsional dapat kembali normal.
B.     Pengertian Psikoterapi
Psikoterapi adalah usaha penyembuhan untuk masalah yang berkaitan dengan pikiran, perasaan dan perilaku. Psikoterapi (Psychotherapy) berasal dari dua kata, yaitu "Psyche" yang artinya jiwa, pikiran atau mental dan "Therapy" yang artinya penyembuhan, pengobatan atau perawatan. Oleh karena itu, psikoterapi disebut juga dengan istilah terapi kejiwaan, terapi mental, atau terapi pikiran.
Psikoterapi adalah proses difokuskan untuk membantu Anda menyembuhkan dan konstruktif belajar lebih banyak bagaimana cara untuk menangani masalah atau isu-isu dalam kehidupan Anda. Hal ini juga dapat menjadi proses yang mendukung ketika akan melalui periode yang sulit atau stres meningkat, seperti memulai karier baru atau akan mengalami perceraian (hariyanto, 2010).



C.     Perbadaan antara konseling dan psikoterapi
Corsini (1989) konseling dan psikoterapi bukan berbeda secara kualitatif tetapi perbedaannya pada tingkat kuantitatif. Sedangkan perbedaan konseling dan psikoterapi, dikutip uraian dari Brammer & Shostrom (1977) dan Thompson & Rudolph (1983) di bawah ini :
Brammer & Shostrom (1977) mengemukakan bahwa :

1.      Konseling ditandai oleh adanya terminology seperti : “educational, vocational, supportive, situational, problem solving, conscious awerness, normal, present-time dan short-term.
2.      Sedangkan psikoterapi ditandai oleh “supportive (dalam keadaan krisis), reconstructive, depthemphasis, analytical, focus on the past, neurotics and other severe emotional problems and long-tern”.
Konseling dan psikoterapi merupakan intervensi yang dilakukan oleh orang ahli untuk orang yang datang padanya. Keduanya merupakan interaksi antara seorang profesional  dengan orang yang minta bantuan profesinya, baik konseling maupun psikoterapi merupakan proses persuasi.
Corey (1988) mendefinisikan perbedaan konseling dan konselor sebagai berikut :
1)      Konseling
§  peningkatan kesadaran dan kemungkinan memilih
§  berjangka pendek
§  difokuskan pada masalah
§  membantu individu untuk menyingkirkan hal-hal yang menghambat pertumbuhannya
§  individu dibantu untuk menemukan sumber-sumber pribadi agar bisa hidup lebih efektif
2)      Psikoterapi
§  Difokuskan pada proses-proses tak sadar
§  Berurusan dengan pengubahan struktur kepribadian
§  Mengarah pada pemahaman diri yang intensif tentang dinamika-dinamika yang bertanggung jawab atas
§  terjadinya krisis-krisis kehidupan ketimbang hanya berurusan dengan usaha mengatasi krisis kehidupan tertentu.
Prawitasari (2002) mengemukakan bahwa konseling adalah suatu pemecahan masalah yang disediakan oleh konselor sedangkan psikoterapi adalah lebih kepada proses koreksi pengalaman emosi.

Perbedaan konseling dan psikoterapi didefinisikan oleh Pallone (1977) dan Patterson (1973) yang dikutip oleh Thompson dan Rudolph (1983), sebagai berikut:
KONSELING :   Klien, Gangguan yang kurang serius, Masalah, Pendidikan, dsb, berhubungan dengan pencegahan, lingkungan pendidikan yang non medis, berhubungan dengan kesadaran, metode pendidikan.
PSIKOTERAPI : Pasie, gangguan yang serius, masalah kepribadian dan pengambilan keputusan, berhubungan dengan penyembuhan, lingkungan medis, berhubungan dengan ketidaksadaran, metode penyembuhan.
Sumber :
sintak.unika.ac.id/staff/blog/uploaded/5811995183/files/konseling&psikoterapi.pptx
 

Tugas Softskill Psikoterapi #


ARTIKEL 1
PENGERTIAN PSIKOTERAPI.
Psikoterapi (psychotherapy) adalah pengobatan alam pikiran, atau lebih tepatnya, pengobatan dan perawatan gangguan psikis melalui metode psikologis. Pengertian psikoterapi mencakup berbagai teknik yang bertujuan untuk membantu individu dalam mengatasi gangguan emosional dengan cara memodifikasi perilaku, pikiran, dan emosinya seperti halnya proses reedukasi (pendidikan kembali), sehingga individu tersebut mampu mengembangkan dirinya dalam mengatasi masalah psikisnya.
James P. Chaplin membagi pengertian psikoterapi dalam dua sudut pandang. Secara khusus, psikoterapi diartikan sebagai penerapan teknik khusus pada penyembuhan penyakit mental atau pada kesulitan-kesulitan penyesuain diri setiap hari. Secara luas, psikoterapi mencakup penyembuhan lewat keyakinan agama melalui pembicaraan nonformal atau diskusi personal dengan guru atau teman.
Pengertian psikoterapi selain digunakan untuk penyembuhan penyakit mental, juga dapat digunakan untuk membantu, mempertahankan dan mengembangkan integritas jiwa, agar ia tetap tumbuh secara sehat dan memiliki kemampuan penyesuaian diri lebih efektif terhadap lingkungannya. Dengan demikian, tugas utama psikoterapis di sini adalah memberi pemahaman dan wawasan yang utuh mengenai diri pasien serta memodifikasi atau bahkan mengubah tingkah laku yang dianggap menyimpang.
Menurut Carl Gustav Jung sebagai mana dikutip dalam Nuansa-nuansa Psikologi Islam, menyatakan bahwa pengertian psikoterapi telah melampaui asal-usul medisnya dan tidak lagi merupakan suatu metode perawatan orang sakit. Psikoterapi kini digunakan untuk orang yang sehat atau pada mereka yang mempunyai hak atas kesehatan psikis yang penderitaannya menyiksa kita semua.
Berdasarkan pendapat Jung ini, bangunan psikoterapi selain digunakan untuk fungsi kuratif (penyembuhan), juga berfungsi preventif (pencegahan) dan konstruktif (pemeliharaan dan pengembangan jiwa yang sehat). Ketiga fungsi tersebut mengisyaratkan bahwa usaha-usaha untuk berkonsultasi pada psikoterapis tidak hanya ketika psikis seseorang dalam kondisi sakit. Alangkah lebih baik jika dilakukan sebelum datangnya gejala atau penyakit mental, karena hal itu dapat membangun kepribadian yang sempurna.
Kemudian D.B. Larson mendeskripsikan pengertian psikoterapi sebagai berikut:
“The scientist D.B. Larson and his colleagues (1992) stated, among other things, that religious commitment is very important in the prevention of illness and improving the ability of a sick person to overcome his suffering and in accelerating the cure in addition to the medical therapy administered.”
Psikoterapi adalah proses difokuskan untuk membantu Anda menyembuhkan dan konstruktif belajar lebih banyak bagaimana cara untuk menangani masalah atau isu-isu dalam kehidupan Anda. Hal ini juga dapat menjadi proses yang mendukung ketika akan melalui periode yang sulit atau stres meningkat, seperti memulai karier baru atau akan mengalami perceraian (hariyanto, 2010).
Psikoterapi dapat berupa sebuah terapi psikologi yang beruapa terapi humanistik (mendukung betapa agungnya manusia ini, berapa berharganya manusia ini dan beraktulisasi diri), terapi dapat berupa terapi dari frued seperti psikoanalisa yang berupa analisa mimpi dan asosiasi bebas, terapi behavioristik (punisment and reward), terapi-terapi lainnya dari ahli-ahli psikologi zaman dahulu. Untuk mengubah kebiasaan hidup atau trauma memang lebih bagus menggunakan hipnoterapi atau terapi zaman mondern yang sedang berkembang untuk saat ini.. terapi tersebut lebih tepat untuk mengubah mindset dan mengali alam bawah sadarnya menjadi sadar sehingga menjadi menyadari akan keburukan dari merokok (Fudin Pang, 2010)

Sumber :
Dadang Hawari, Dimensi Religi dalam Praktek Psikiatri dan Psikologi, (Jakarta: FKUI, 2002).
Yahya Jaya, Spiritual Islam Dalam Menumbuhkembangkan Kepribadian dan Kesehatan Mental, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya Offset, 1994).
James P. Chaplin, Dictionary of Psychology, Terj, Kartini Kartono, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta: Rajawali, 1999).
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Nuansa-nuansa Psikologi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001).
Emha Ainun Najib, Intisari (Mind. Body and Soul), (Jakarta: PT. Intisari Mediatama, 2005).

Tugas Softskill Psikoterapi #


ARTIKEL 3
Bentuk-bentuk Utama Dalam Terapi : Terapi Supprotive, Reeducative, Reconstructive.
1.      Supportive Therapy
Menurut Kembaren (2009), tujuan dari supportive therapy adalah untuk menguatkan daya tahan mental yang telah dimilikinya, mengembangkan mekanisme daya tahan mental yang baru dan yang lebih baik untuk mempertahankan fungsi pengontrolan diri serta meningkatkan kemampuan adaptasi terhadap lingkungan.
            Tujuan psikoterapi jenis ini ialah:
§  Menguatkan daya tahan mental yang dimilikinya
§  Mengembangkan mekanisme daya tahan mental yang baru dan yang lebih baik untuk mempertahankan fungsi pengontrolan diri. ( Maramis, 2005)
§  Meningkatkan kemampuan adaptasi lingkungan (Anonym , 2001)
§  Mengevaluasi situasi kehidupan pasien saat ini, beserta kekuatan serta kelemahannya, untuk selanjutnya membantu pasien  melakukan perubahan realistik apa saja yang memungkinkan untuk dapat berfungsi lebih baik (Tomb, 2004).
Terdapat beberapa bentuk Supportive Therapy, antara lain :
§  Ventilasi : suatu bentuk psikoterapi suportif yang memberi kesempatan seluas-luasnya kepada pasien untuk mengemukakan isi hatinya dan sebagai hasilnya ia akan merasa lega serta keluhannya akan berkurang
§  Persuasi : suatu bentuk psikoterapi suportif yang dilakukan dengan menerangkan secara masuk akal tentang gejala-gejala penyakitnya yang timbul akibat cara berpikir, perasaan, dan sikapnya terhadap masalah yang dihadapinya.
§  Reassurance : suatu bentuk psikoterapi suportif yang berusaha meyakinkan kembali kemampuan pasien bahwa ia sanggup mengatasi masalah yang dihadapinya
§  Sugestif : suatu bentuk psikoterapi suportif yang berusaha menanamkan kepercayaan pada pasien bahwa gejala-gejala gangguannya akan hilang
§  Bimbingan : suatu bentuk psikoterapi suportif yang memberi nasihat dengan penuh wibawa dan pengertian
§  Penyuluhan : adalah psikoterapi suportif yang membantu pasien mengerti dirinya sendiri secara lebih baik agar ia dapat mengatasi permasalahannya dan dapat menyesuaikan diri.

2.      Reeducative Therapy
Tujuan dari reeducative therapy adalah untuk mencapai pengertian tentang konflik-konflik yang letaknya lebih banyak di alam sadar, dengan usaha berencana untuk menyesuaikan diri kembali, memodifikasikan tujuan dan membangkitkan serta mempergunakan potensi kreatif yang ada.
            Cara-cara psikoterapi reedukatif antara lain ialah sebagai berikut :
§  Terapi hubungan antar manusia (relationship therapy)
§  Terapi sikap (attitude therapy)
§  Terapi wawancara (interview therapy) analisa dan sinthesa yang distributif (terapi psikobiologik Adolf Meyer)
§  Konseling terapetik
§  Terapi case work
§  Reconditioning
§  Terapi kelompok yang reedukatik
§  Terapi somatik 2

3.      Reconstructive Therapy
Reconstructive therapy adalah terapi yang menyelami alam tak sadar melalui teknik seperti asosiasi bebas, interpretasi mimpi, analisa daripada transfersi. Tujuannya adalah untuk merubah kepribadian sehingga tak hanya tercapai suatu penyesuaian diri yang lebih efisien, akan tetapi juga suatu maturasi daripada perkembangan emosional dengan dilahirkannya potensi adaptif baru.
            Cara-cara psikoterapi rekonstruktif antara lain :
Psikoanalisa freud dan Psikoanalisa non freud psikoterapi yang berorientasi kepada psikoanalisa dengan cara : asosiasi bebas, analisis mimpi, hipoanalisa/sintesa, narkoterapi, terapi main, terapi kelompok analitik. 1. Beberapa jenis psikoterapi suportif semua dokter kiranya harus dapat melakukan psikoterapi suportif jenis katarsis, persuasi, sugesti, penjaminan kembali, bimbingan dan penyuluhan (konseling) kembali memodifikasi tujuan dan membangktikan serta memprgunakan potensi kreatif yang ada. Cara-cara psikoterapi reduktif antara lain :
§  Terapi hubungan antar manusi (relationship therapy)
§  Terapi sikap (attitude therapy)
§  Terapi wawancara ( interview therapy)
§  Analisan dan sinthesa yang distributif (terapi psikobiologik Adolf meyer)
§  Konseling terapetik
§  Terai case work
§  Reconditioning
§  Terapi kelompok yang reduktif
§  Terapi somatic

Sumber :
http://www.slideshare.net/iebeiyan/45620167-psikoterapisuportif
http://www.lahargokembaren.com/2009/11/psikoterapi-suportif.html
http://rinisuryaningputrisetyawati.blogspot.com/2011/04/reeducative-therapy.html
Terapi Dalam Psikiatri